Sabtu, 8 April 2023 – 00:46 WIB
VIVA Politik – Dinamika Partai Demokrat tengah disorot gegara manuver Moeldoko Cs yang mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA). Langkah Moeldoko itu disindir keras oleh Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai upaya jegal Anies Baswedan maju jadi capres.
Persoalan kepemimpinan AHY dan Moeldoko di Demokrat menyedot perhatian salah satunya dari tokoh muda dan juga Ketua Umum Korps Muda Kerakyatan Arvindo Noviar.
Arvindo heran dengan pernyataan AHY yang menyebut cara Moeldoko adalah upaya menggagalkan Anies nyapres. Selain itu, menurut dia, omongan AHY juga menyebut upaya PK Moeldoko Cs juga untuk membuyarkan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies capres.
Acara Demokrat KLB Deli Serdang pimpinan Moeldoko.
Dia menyindir AHY sebagai politisi yang hobi bermain playing victim. Ia bilang demikian karena perhelatan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang yang memilih Moeldoko sebagai ketum sudah terjadi pada Maret 2021. Sementara, Koalisi Perubahan pendukung Anies baru muncul belum lama ini.
“Indonesia butuh pemimpin muda yang tegas dan kokoh, bukan anak papi yang cengeng dan hobi bermain playing victim. Kan KLB Demokrat kubu Moeldoko terjadi jauh sebelum Demokrat kubu AHY seolah-olah mendukung Anies Baswedan. Jadi, tidak pas rasanya kalau disambung-sambungkan,” kata Arvindo, dalam keterangannya, Jumat malam, 7 April 2023.
Menurut dia, AHY identik dengan para pendukung Anies karena sering merasa geer dengan istilah dijegal. Ia mengatakan dalam dinamika politik, Koalisi Perubahan dinilai masih berpotensi berubah-ubah.
Halaman Selanjutnya
“Koalisi perubahan juga masih berubah-ubah kok. Tapi mau bagaimana lagi, dilihat-lihat AHY memang punya genetik playing victim,” ujar Arvindo.
Sumber: www.viva.co.id
